Hari ini 8 May 2013, seperti hari-hari yg lain saat saya bersepeda
ke tempat kerja dari Cikarang (Jababeka) ke Karawang (KIIC). Berangkat pagi
sekitar jam 6 pagi, saat kendaraan bermotor belum banyak berlalu-lalang. Saat
orang-orang sebagian masih tidur malas-malasan, saya telah bersiap dengan
tunggangan kesayangan Forward Alexius fullsus warna putih yg denger-denger
katanya merk Rusia tapi dibuat di Taiwan. Sepeda ini sudah setahun kurang lebih
jadi tunggangan saya ke mana-mana setelah sebelumnya menggunakan United Avalance yg sekarang sering menganggur
dirumah setelah jadi tunggangan mulai 2007 lalu. Tapi berhubung banyak kenangan
bersepeda dengan si kuning ini, jadi sayang untuk menjualnya meskipun fork
depannya sdh tidak bekerja lagi karena karatan. Tas ransel warna hitam
menggantung di punggung dengan pakaian kerja di dalamnya beserta beberapa peralatan untuk ganti pakaian. Hari ini untuk
kesekian kali saya bersepeda ke tempat kerja.
Perlu sedikit saya ceritakan pengalaman bekerja bersepeda saya atau lebih
dikenal dengan istilah bike to work (B2w). Dulu di tahun 2007 saya pertama kali
mendengar istilah bike to work dari internet. Setelah saya baca-baca sepertinya
kegiatan ini sangat menarik dan menantang untuk dijalani, terutama dengan
misinya yg menurut saya sangat mulia yakni mengurangi pencemaran udara dan pembakaran
BBM serta menyehatkan badan, sekaligus merasakan kembali kesenangan saat
bersepeda waktu kecil yang telah sekian lama terlupakan. Setelah membulatkan tekad, saya beli si
kuning United Avalance, waktu itu masih harga sekitar 1.9 jutaan. Setelah
dicoba beberapa kali di sekitar rumah, saya beranikan diri untuk bike to work
pertama kali ke tempat kerja di Cibitung (saat itu saya masih kerja di MM2100).
B2W pertama kali ini rasanya begitu berkesan, saat melihat orang-orang bermacet
ria dengan kendaraan bermotor nya yg menghamburkan asap dari knalpot yg
menderu-deru, sementara saya melaju tanpa kemacetan berarti dengan keringat yg
menyegarkan badan. Banyak orang menatap kea rah saya, entah apa yg dipikirkan
mereka, mungkin banyak yg ingin mencoba dan penasaran tetapi masih ragu-ragu
untuk mencoba. Kembali lagi kepada niat yg sepertinya masih kurang kuat. Sampai
di PT (tempat kerja) pun adalah pengalaman yg tidak kalah berkesannya, saat
banyak rekan kerja yg melihat dengan sedikit heran bercampur salut sambil
berkata “mantabs..” sambil mengacungkan jempol. Tapi tidak sedikit yg
senyum-senyum sambil meledek..he..he..he… Mungkin mereka menganggap aneh saja,
hari gini kok masih naik sepeda. Sedangkan jaman nya sudah menuju ke sepeda
motor atau bahkan mobil. Di tahun segitu, memang belum banyak karyawan di
tempat kerja saya yg punya sepeda motor apalagi mobil. Yang jelas beragam
tanggapan yang saya terima hari itu, tapi rata-rata mereka salut dengan kegiatan
saya yang satu ini. Sejak saat itu saya rajin mengkampanyekan B2W baik secara
off line (dengan memberi contoh langsung) ataupun online dengan mengirimkan
artikel-artikel tentang B2W ke setiap alamat e-mail yg ada di computer
sampai-sampai ada orang yg minta tidak dikirimi lagi, mungkin bosan dengan
artikel-artikel yg saya kirim atau menuh-menuhin file mereka.
Kegiatan B2W saya tidak berlangsung lama, mungkin hanya
sekitar 2 bulan saja karena saya harus pindah kerja (demi masa depan yg lebih
baik tentunya J)
ke KIIC Karawang. Sebenarnya bukan karena pindah kerjanya yg menghentikan B2W
tapi lebih karena pekerjaan di tempat baru sangat menyita waktu, sering pulang
malam bahkan larut malam. Dengan kondisi ini otomatis sangat menguras tenaga yg
sepertinya tidak ada yg bisa dibagi untuk B2W. Kondisi ini berlangsung cukup
lama sampai sekitar tahun 2012 saat kondisi kerja sudah semakin stabil dan saya
bisa pulang lebih cepat. Saat itu terpikir kembali untuk coba-coba B2W sekali
sekali dan setelah dicoba beberapa kali rasanya kembali lagi semangat dan niat
untuk B2W yg semakin membara dibanding yg dulu meskipun jarak yg ditempuh lebih
jauh. Dulu hanya sekitar 12 km sekali jalan sekarang menjadi sekitar 19 km. Itulah sekelumit cerita asal muasalnya saya
B2W.
Kembali ke pagi ini, menyusuri kali malang yg berair tenang, melewati
hamparan sawah yg mulai menghijau oleh suburnya padi pak tani, sambil menikmati
hembusan segarnya udara pagi dan menghirup aroma tanah di pagi hari. Kehangatan
semburat sinar matahari pagi yg baru menyembul di ufuk timur semakin
menyegarkan nikmat perjalanan pagi ini dengan menunggangi sepeda kesayangan ke
tempat kerja. Hal yg tidak bisa kita nikmati dari atas kendaraan bermotor. Sebenarnya
banyak keindahan sederhana yg terlewatkan jika bepergian dengan kendaraan
bermotor, tetapi tidak dengan bersepeda. Aroma udara pagi, aroma bumi pertiwi,
kehangatan sinar mentari adalah beberapa di antaranya. Sisi lain dari
bersepeda adalah badan yg lebih sehat karena sambil menempuh perjalanan
sekaligus berolahraga, sesuatu yg terkadang sering terlewatkan. Apalagi dengan
begitu banyak waktu tersita hanya untuk update status di gadget kita yg semakin
canggih, rasanya waktu berolah raga menjadi semakin sempit dan langka bahkan
tidak ada sama sekali, yg ujung-ujungnya adalah semakin banyak terdengar orang
yg mengidap sakit modern (darah tinggi, stroke, jantung, dll.) yg sangat
berhubungan erat dengan sedikitnya aktivitas fisik. Bersepeda juga mengurangi
BBM (bahanbakar minyak) yg harus dibakar setiap harinya. Setiap tetes BBM yg kita bakar,
seperti setiap batang pohon yg kita tebang, setiap serpihan sampah yg kita
buang sembarangan adalah satu langkah kecil menuju lingkungan yg lebih buruk yg
harus kita pertanggungjawabkan kepada bumi pertiwi dengan segala akibatnya.
Semakin banyak yg kita bakar, semakin banyak yg kita tebang, semakin banyak yg
kita buang sembarangan, semakin banyak yg harus kita pertanggungjawabkan,
sesederhana itulah hubungannya. Bicara tentang BBM adalah bicara
tentang komoditas yg akhir-akhir ini menyita
begitu banyak perhatian dan energi banyak orang baik pemerintah maupun
rakyat. Pemerintah berkali-kali mengeluarkan wacana skema penanggulangan
defisit anggaran akibat kuota BBM bersubsidi yg terlampaui, berkali-kali juga
ditolak oleh banyak kalangan. Rasa-rasanya kok sia-sia saja kita keluarkan
energi untuk bertengkar untuk sesuatu yg harusnya sederhana. Semua itu pada
dasarnya kembali bermuara pada ketergantungan kita yg begitu besar terhadap BBM
yg diakibatkan ketidakarifan kita menggunakannya. Banyak sekali kegiatan kita
sehari-hari yg harusnya bisa kita lewati tanpa membakar BBM, tetapi tidak kita
lakukan. Mungkin lebih dari 60% perjalanan di Indonesia bisa kita tempuh dengan
sepeda. Jarak 20 km ke bawah masih sangat ideal untuk ditempuh dengan sepeda.
Artinya setidaknya 60% BBM yg bisa kita hemat . Tetapi pada kenyataannya mulai
anak kecil yg belum genap 10 tahun saja sudah diajari naik motor agar bisa
disuruh-suruh kemana-mana, ke warung ataupun ke sekolah. Sepeda sudah semakin
jarang terlihat di jalanan, yg ada motor dan mobil yg semakin menyesakkan
jalanan. Kesimpulannya, masalah BBM tidak perlu menjadi perdebatan yg begitu
panjang andaikan kita lebih arif menggunakannya.

Bepergian dengan bersepeda juga mengajarkan kearifan yg lain
yakni kesederhanaan. Percikan lumpur jalanan, hembusan udara di
wajah, aroma tanah sepanjang jalan adalah symbol-simbol kesederhanaan. Dengan
kesederhanaan kita akan paham bahwa hanya sedikit saja yg kita perlukan untuk
menyelesaikan perjalanan hidup ini, sehingga lebih banyak yg bisa kita bagi
untuk orang lain, sekaligus lebih banyak yg bisa kita wariskan kepada anak cucu
kita nantinya.
Roda sepeda terus berputar, menyusuri kali malang, melewati
jembatan bambu menyebrangi kali malang, jalan tanah yg becek dan berlumpur,
serta melewati sisi pemakaman San Diego sebelum memasuki kawasan Industri KIIC. Lengkap sudah perjalanan ke tempat
kerja hari ini dengan bersepeda. Sinar mentari sudah semakin menunjukkan
kehangatannya, sehangat badan ini untukbersiap memulai kewajiban hari ini,
bekerja keras.
Itulah sepenggal cerita perjalanan saya ke tempat kerja pagi
ini. Ingin rasanya menginspirasi banyak orang untuk bersepeda, demi udara yg
lebih bersih, demi megurangi pembakaran BBM, yg ujung-ujungnya bisa dinikmati
oleh semua orang. Sampai jumpa di cerita perjalanan bersepeda saya berikutnya
semoga anda tetap tertarik membacanya.
Mantap om ....
BalasHapusbisa ngalahin om agung nih ...
Iseng-iseng om, buat selingan he..he...
HapusKeren om, ane salut dah. Ane pemula, lagi cb B2W cibitung- MM2100. Mayan sih, capek. Tapi, dah 1.5Bulan, biasa aja tuh. Sampe-sampe lupa sma Motor di rumah...jok-nya jadi Baret2 Di cakarin Kucing(gak pernah di idupin) =D.
BalasHapus